Saturday, April 26, 2014

Sentosa Island

Hai sekarang waktunya mengunjungi kawasan pantai di Sentosa Island. Turun dari MRT di Harbour Front, ambil exit ke Vivo City Mall. Dari dalam mallnya, lantai atas sambung lagi naik kereta express ke Sentosa. Hari itu gak seberapa ramai. Mungkin bukan jam orang bubar juga. Okei lanjut, kawasan pantai ada di pemberhentian paling ujung saat naik keretanya. Station ketiga. Atraksi yang menjadi favorit di sini sepertinya adalah Song of The Sea, gw sendiri belum pernah nonton. Tapi bisa kalian cari di Youtube yah sepertinya ada yang merekam full. Di station ini, ada 3 nama pantai kalau saya gak salah ingat. Satu pantai yang panjang dan besar yang ada di belakang saya ini namanya Siloso Beach. Dari pemberhentian kereta, bodohnya gw dan adek gw nekat jalan kaki di teriknya siang (terik. TERIK!). Baru setengah jalan nyusurin pantai akhirnya malah ngaso dulu. Haussss. Uda gitu nyokap gw kagak ikut, gw tinggalin duduk-duduk di taman deket station kereta. Terus selama gw jalan itu gw liat ada macem shuttle bus gitu kular kilir. Kok feeling gw gratis ya, yaudah akhirnya gw ajak adek gw balik buat jemput nyokap gw, trus nyoba aja naik shuttlenya, siapa tau gratis, kalau mesti bayar juga gak papa. Gw gak kuat panassss jauuuuh.
lupa setting kamera bahahahhaha

Dan ternyata bener kan, shuttlenya gratis. Hahaha. Akhirnya bisa ngelihat Siloso Beach sampai paling ujung. Di sepanjang pantai Siloso banyak bar-bar gitu, bir bir bintang menguasai hahaha. Banyak juga lapangan voli dan sepak bola. Ramai. Selain naik shuttle kalian juga bisa sewa sepeda atau apaan tuh yang mainan rodanya 2 gede di kiri kanan yang kita berdiri majuin badan pegang stang (lupa namanya) hahhaa. Gak perlu takut ketabrak mobil, karena mereka menyediakan jalur khusus. Setelah sampai di ujung, shuttle pun putar balik kemudian menuju ke ujung satunya dari area ini. Di ujung lain ada 2 pantai lagi, namanya Palawan dan Tanjong Beach. Kami gak berhenti di pantai Tanjong, itu ada di sisi paling ujung berlawanan dari Siloso, sepertinya ada yang mau ngadain private party gitu di sana. Wow.

Akhirnya setelah muter balik, kami memutuskan untuk berhenti saja di Palawan Beach yang tadi kami sempat lewati. Kami berhenti di tempat yang ada jembatan gantungnya. Dari jembatan gantung ini kita bisa menyeberang ke sebuah pulau kecil, di sana ada tulisan Sentosanya, jadi tau kan kenapa berhenti di sini. ahahahaha. Lagipula di sini lumayan ada peradaban, banyak orang kayak piknik-piknik dan berenang di pantainya yang pastinya bawahnya hanya pasir tanpa batu batuan...enaknya sayang gak bawa baju renang hiks.

Bahkan nenek-nenek di samping nyokap gw aja lebih berani dari dia. 


Akhirnya setelah menggoyang goyang nyokap gw di jembatan kami sampai di pulau kecil. Ada dua bangunan tingkat yang bisa kita naikin. Di atas bisa lihat pemandangan seperti ini. Yang mau lihat sunset juga dapet banget dari sini.

Nah ini dia tulisan Sentosa yang kami lihat saat di shuttle.

Sekarang Anda tahu bukan penyebab bengkoknya pohon-pohon kelapa di sana?

Burung-burung di mana-mana...karena tempat yang bersih, banyak pepohonan, makanya burung-burung banyak banget di sini. Gak pernah gw lihat di Jakarta bentuk burungnya atau memang pengetahuan gw aja yang rada kurang.

Pukul 18.00 dan matahari belum juga mau turun, baru sedikit condong.

Berbaring di karpet rumput atau rumput beneran tapi yang ditanam dan dipelihara tetap rapi.

Dan semua orang pasti akan berfoto di jembatan ini hahahahhahahaha. 

Setelah puas di pantai, naik kereta lagi untuk berhenti di station 2. Lihat om Merlion yang masih betah berdiri di sana. 
The Merlion belum kehilangan pesonanya. Baru kali ini lihat pas malemnya.
Got no chance to visit universal studio. Gak ada yang mau masuk, adek gw udah 2 kali, nyokap gw ogah gak bisa main apa-apa sayang duitnya katanya. Cih.
Melewatkan sunset di pantai tadi. Tapi, sebagai gantinya mendapatkan pemandangan senja di sini. Beristirahat dulu sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke Clarke Quay buat cari makan malam. 

Friday, April 25, 2014

Singapore Science Center

Di bawah beton dalam perjalanan kami menuju Singapore Science Center. Setelah turun MRT di Jurong East Station masih harus nyambung naik bus nomor 66. Kami salah turun halte...jadi harus muter balik lagi....kemudian turunnya kecepetan. Akhirnya mesti jalan agak jauh. Huh

Semua orang pasti suka ilusi optik bukan?




Digital autopsy. Pas jaman forensik ada yang presentasi makalah soal ini. Ternyata begini bentuknya saudara-saudara. 

Ini adalah adek gue, yang punya blog ini gue yah bukan dia. Sori aja banyakan dia yang jadi objek fotonya. 

Stroboscopic effect. Gak perlu belajar high speed photography. Smua juga bisa jepret butiran aer ini.

He was one brave man, sitting inside the cage while being shocked by high voltage electricity.

Helium or Hydrogen?

UV lamp selalu menyenangkan. Oh ya mereka pakai invisible stamp macem di diskotik2 gitu, yang baru keliatan kalau disinar lampu uv haha.

 Gak usah dilihat mukanya. Tapi lighting dan backgroundnya emang pas banget buat foto hahahhaa.


 
Not a pole dancer

I found Wall-E...hey there! I'm Eva :) Nice to meet you again



Okei....demikianlah jalan-jalan yang tidak singkat di Singapore Science Center. Harga tiketnya relatif terjangkau, yakni $12. Tempatnya masif sekali.....kayaknya masih ada beberapa bagian yang gak sempat dimasukkin. Terutama yang area luarnya ini.....karena pas keluar pas siang pas panasssss banget. Sumpah...panas beneran...jauh jauh jauh lebih panas dari Pluit. Lagipula kami mengejar waktu...menuju destinasi kami selanjutnya......to be continued