Thursday, June 28, 2018

Rinduku Sederas Hujan Sore Itu: Bermain Kata dalam Cerita

Sudah lama rasanya tidak membaca buku. Yah, buku selain textbook kedokteran. Saya selalu suka cerpen. Ingat dulu ada masanya saya berlangganan majalah Bobo, lalu majalah Gadis dan Kawanku, ada juga koran Kompas, segmen yang sering saya tuju terlebih dahulu adalah cerpen. Mulai dari cerpen ringan mengenai cinta-cinta monyet sampai ke cerpen tentang pembunuhan wanita selingkuhan, semuanya saya suka. Beberapa penulis membuat cerpen dengan kata-kata yang mudah tanpa banyak perumpaan, namun dengan tega menyisakan kita dengan banyak tanya di akhir cerita yang menggantung. Sementara ada penulis lain yang memberikan kita akhir yang bahagia setelah beberapa paragraf pendahuluannya membuat kita bingung memaknai kata-kata dan alur ceritanya.

Kali ini saya bahas sedikit buku cerpen dan puisi yang baru habis saya baca beberapa hari lalu.
Judul: Rinduku Sederas Hujan Sore Itu
Penulis: J. S. Khairen
Penerbit: Noura Books (PT. Mizan Publika)
Tahun Terbit: 2017
Tebal: 256 halaman
ISBN: 978-602-385-330-4

Buku ke-7 karya penulis J.S. Khairen ini berisikan cerpen dan puisi yang muncul selang-seling namun berkesinambungan. Seamless, gak keliatan batasnya, kalau istilah celana dalam. Puisi pertama yang muncul sudah langsung mengaduk-ngaduk pikiran dan perasaan saya. Menemukanmu, tak perlu sedramatis itu/ Karena engkau memang sudah disiapkan oleh Sang Mahapasti/ untuk hadir menjaga terangnya hari/ merawat gelapnya malam. Puisi itu dilanjutkan pula cerpen pertama yang temanya cukup berat, yang awalya seperti tidak ada hubungan sama sekali dengan puisi pertama, tapi ternyata membahas hal yang sama, seputar pasangan hidup. Bosan dengan kisah romantis? Gak kok, buku ini gak mulu soal cinta. Kebanyakan di dalamnya menceritakan tentang keluarga, hubungan suami istri, ayah dan anak, adik dan kakak. Cuplikan-cuplikan adegan dan perkara hidup tokoh-tokoh dalam cerita adalah hal-hal yang mungkin saja terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Pertengkaran antar 2 saudara, calon suami yang selingkuh, menantu yang tidak direstui, dan sebagainya. Ada yang berakhir bahagia, walaupun sebagian lagi tidak. 

Penulis J.S. Khairen adalah seorang kelahiran Minang. Saya pernah baca kalau orang-orang di sana sangat pintar membuat syair dan pantun. Kalau dari bukunya, menurut saya penulis adalah orang yang sangat berbakat menulis ditambah dengan ke-romantisan yang tidak terlampau manis. Ibaratnya secangkir teh manis dengan gula 2 sendok, pas. Penulis juga belajar dan menekuni dunia jurnalistik dan kepenulisan, sehingga pilihan kata dan kalimat yang dituangkan dalam buku ini sangat enak untuk dibaca. Bahasanya baku tapi gak kaku. Penulis juga memilih judul-judul yang entah kenapa sangat memikat saya untuk membaca kemana jalan ceritanya. Di awal cerita, kadang penulis sudah menuliskan inti atau cuplikan bagaimana akhir cerita. Kalau buat saya ini justru bikin saya tambah tertarik buat bacanya. Hahaha, iya saya orang yang kadang kalau baca novel suka ngintip bagian akhirnya dulu. Kalimat- kalimat terdahsyat dalam bukunya (menurut saya) justru ada di halaman-halaman terakhir, bahkan di bagian "Tentang Penulis" ada pesan dari penulis, yakni: Tulislah sesuatu yang bahkan kau sendiri akan tergetar apabila membacanya.

Happy reading people!

Tuesday, June 19, 2018

Baca Buku Gratis di Ipusnas

Beberapa tahun lalu saya ingat kalau perpustakaan nasional sudah punya website dan kita bisa buat akun untuk akses buku gratis di sana. Tahun ini saya baru tahu (telat banget woi!) kalau mereka punya aplikasi di Play Store yang bisa kita download gratis tis tis tissss. Setelah download kita hanya perlu sign up, bisa juga pakai akun Facebook atau Google, di dalamnya tinggal bikin user untuk join epustaka.

Apa sih bagusnya aplikasi ini? Buat saya sih bagus sekali. Saya dulu sering sekali belanja novel/ buku, tapi cuman dibaca sekali setelah itu menumpuk dan memenuhi rumah dan disimpan ala kadarnya (maklum kamar tidurnya kecil) sehingga mau gak mau buku-buku tersebut harus dipilah untuk disumbangkan. Sedih, susah, karena setiap sedang milih pasti rasanya sayang untuk ngasih buku-buku itu ke orang. Untungnya teknologi membuat semua lebih mudah, apalagi buat orang yang gak mau ribet seperti saya. Di Ipusnas koleksi bukunya lumayan banyak lho, mulai dari novel fiksi, nonfiksi, sampai buku-buku keilmuan juga ada. Kebanyakan dalam bahasa Indonesia memang. Setiap judul buku bisa kita pinjam dan download ebooknya untuk 3 hari. Setiap buku jumlah copy-nya beda-beda, kalau jumlahnya 0 berarti bukunya lagi gak bisa kita pinjam. Wah, kalau cuman 3 hari berarti bacanya mesti ngebut dong? Gak juga sih, setelah 3 hari, buku yang kita download itu hilang dari bookshelf kita, tapi masih kita pinjam lagi judul yang sama asal masih tersedia copynya. Selayaknya perpustakaan lah, kalau ada bukunya, belum dipinjem orang lain berarti masih bisa kita pinjam lagi. Format ebooknya enak dibaca, tulisannya sangat pas di layar. Sayang menu search-nya baru bisa berdasarkan judul buku, belum bisa cari nama pengarang. Sekarang ini saya sedang baca 1 buku sih, terbitan tahun 2017, tapi uda ngiler mau pinjem yang lain lagi. Koleksinya Mbak Tere Liye saja banyak di sini, yang mana saya belum pernah baca 1 pun.

Jadi buat temen-temen yang doyan melahap buku, monggo bisa coba download aplikasi ini di smartphone atau tabletnya. Kalau gak suka tinggal hapus lagi heheehehhehehe. Happy reading!