Sunday, April 14, 2019

Alasan Kenapa Kamu Harus Nonton Drama Beautiful World

Belakangan ini berita di berbagai media lagi diramaikan dengan kasus bullying siswi bernama Audrey. Baru deh mulai rame dibahas tentang masalah bully membully ini yang praktiknya sih sudah ada dari sejak jamah dahulu kala, tapi biasa baru muncul ke permukaan kalau ada korban yang masuk rumah sakit atau sampai meninggal dunia. Nah, pas banget nih di viu lagi tayang drama baru judulnya "Beautiful world" yang mengangkat tema yang sama. 

Apa itu bullying? Berdasarkan American Psychological Asssociation, bullying adalah perilaku agresif seseorang dengan sengaja terhadap orang laing yang menimbulkan rasa tidak nyaman atau trauma (fisik dan psikologis) pada korbannya. Bentuk bullying bisa berupa kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Bullying adalah tindakan yang salah, yang jelas menyalahi hukum, menyalahi juga nilai agama dan nilai-nilai lain. Gw meyakini gak ada satu manusia pun yang lebih berhak terhadap hidup manusia lainnya. Memukul, menganiaya, menginjak, menendang apapun itu bentuk kekerasannya adalah salah. Ngata2in atau meledek bentuk fisik yang sampe bikin orang lain tertekan secara psikologis, apapun itu bisa termasuk ke dalam kekerasan verbal.

(SPOILER ALERT!) Drama Beautiful World ini baru tayang 4 episode. Diawali dengan cerita salah seorang murid SMA (Park Moo Jin) terjun dari rooftop gedung sekolahnya. Mati enggak, hidup pun enggak (karena jadi koma di ICU). Murid ini baek banget, perhatian sama teman-temannya, ganteng pula, walaupun secara akademis biasa saja. Mama papanya sayang banget sama anak ini (yaiyalah yah), adiknya juga. Papanya kerja sebagai guru SMA, sedangkan mamanya punya bakery. Yah hidup cukup lah, bukan yang tajir banget gimana gitu. Dari segala sisi pun sejauh 4 episode ini gw belum menemukan apa yang memicu nih anak di bully selain dari otak temen-temennya aja yang kriminal (mungkin belum diceritakan). Pelaku bullying siswa ini adalah teman-teman dekatnya sendiri. Mereka membentuk kelompok yang disebut Avengers dan masing-masing teman yang mengeroyok itu punya nama peran masing-masing. Orang tua anak-anak ini semuanya saling kenal.

Jadi suatu hari mereka ngerekam mereka ngegebukin Park Moo Jin. Yang ngerekam itu bahkan anak ketua yayasan sekolahan (tajir, ganteng juga wkwk). Yang 3 lagi temen-temen baeknya, bergiliran nendangin mukulin Moo Jin. Gak sekalipun Moo Jin ngelawan walaupun sebenernya bisa aja kalau dia mau. Yah seperti halnya kebanyakan korban bullying Moo Jin ini gak sekalipun pernah cerita ke orang tua atau saudaranya atau wali kelas atau guru-gurunya yang lain. Walaupun sudah pernah dipergoki bajunya kok kotor penuh tanah, sama mukanya kok bonyok. Tapi yah dengan satu dua kalimat bohong untuk menutupi kejadian itu dianggap asal lalu. Gw cukup yakin sebenarnya guru atau teman-teman lain di sekolahnya juga tau akan kejadian itu, tapi yah gitu nutup-nutupin, karena orang gak mau ngerepotin diri ngurusin bagian ini dari hidup orang lain (padahal klo gosipin pacar barunya si a, mobil barunya si b, paling cepet dah orang-orang). 

Yang lebih gila lagi, orang tua para pelaku nih sebenarnya udah pada tau (gara-gara liat video di hp salah satu anak) kalau anak-anak mereka ngebully temennya itu yang notabene anaknya teman baik mereka juga. Crazy? Yah coba aja lu di posisi mereka sebagai ortu yang anaknya pelaku kekerasan, yang walaupun masih di usia sekolah yang tetap aja bisa kena sanksi, minimal di dropout dari sekolah, kerja sosial wajib, catatan kriminal yang gak bisa diapus di surat polisi, dan sanksi sanksi sosial lainnya yang bakalan mereka terima. Kira-kira bakal berusaha menutupi atau lu kucluk-kucluk nyuruh anak lu mengakui semua kesalahannya? Beberapa pelaku diceritakan ada yang mulai takut dan mulai saling ngejatuhin satu sama lain. Mulai kayak anak ayam semua gitu pas uda mulai gak bisa lari lagi dari bukti-bukti yang mulai bermunculan satu persatu. Pas mukulin rame-rame lagaknya kayak penguasa, dipikir ortu gw kaya kok, gw masuk penjara juga gak ada sehari ortu gw bisa bayar kasih gw keluar. Eaaa pret. Gw kasihan sih liatnya, they said it's just for fun. Kasihan kan orang kaya tapi memperoleh kesenangannya dari hal-hal menindas orang lain. Mau having fun tuh ya jalan-jalan ke luar negri, makan enak, olahraga, ke mars gitu sekalian. Ini loh mau bikin mati anak orang, situ Tuhan? Yang ngatur hidup mati orang lain?

Kalau kamu lagi butuh tontonan yang agak berat, yang mengiris-ngiris hati, sambil sedikit-sedikit mengumpat karena gemas lihat anak-anak dan kelakuan orang tua pelaku, pihak sekolah, dan polisi/ penegak hukum yang kayak undur-undur. Ditambah lagi kita bisa lihat bahwa orang tua di film tersebut mengharapkan dan mempercayakan anaknya sepenuhnya di sekolah, tapi lupa bahwa edukasi yang pertama dan utama adalah dimulai dari rumah / keluarga. Orang tua memberikan contoh yang tidak baik bagi anaknya, segala sesuatu bisa diatur sama uang, kalau anak-anak buat salah yah gak papa gak perlu dihukup, yang penting gak diulangin lagi. Bahkan salah satu orang tua pelaku pun mulai seperti tidak mengenali anaknya lagi, dia mulai ragu anaknya ini baik atau enggak sih, karena beberapa kali melihat anaknya memanipulasi temannya. Boleh deh ditonton ini drama seri, sekali-kali nonton yang agak berbobot sendiri. Silahkan berikan penilaian sendiri, apa mungkin ada kejadian seperti ini di sekitar kita selama ini? Atau ah cuman drama aja lah lebay. Yah monggo tonton saja dulu. Episode baru setiap hari Sabtu dan Minggu di aplikasi Viu.