Monday, September 24, 2018

Kelas Inspirasi Bajawa: Memupuk Mimpi dan Kepercayaan Diri

Halo, Anda sehat?

Mau bercerita sedikit tentang kegiatan yang saya ikuti beberapa bulan lalu. Yap, inilah Kelas Inspirasi. Sudah pernah dengar sebelumnya? Atau masih bingung-bingung itu apaan sih? Saya pribadi sudah sering lihat-lihat foto kegiatan Kelas Inspirasi dan kepengen banget ikut tapi karena dulu bekerja di perifer jadi agak sulit juga ninggal-ninggalin kerjaan dan mempersiapkan kegiatan (atk mahal bu). Jadi yah mumpung lagi nganggur-nganggur dan belum kerja tetap lagi, saya memanfaatkan waktu untuk ikut acara ini. Biar hidup lebih berfaedah lah.

Dalam kegiatan kelas inspirasi, kamu dipersilahkan panitia untuk menceritakan mengenai profesi kamu masing-masing. Mau kamu seorang pelukis, arsitek, koki, pengacara, ataupun dokter seperti saya, sok boleh daftar. Setelah mendaftar nanti ada kakak-kakak panitia yang akan menyaring dan mewawancara kita. Kalau kamu lolos berarti kamu punya tiket untuk 1 hari tampil di depan anak-anak sekolah dasar. Jangan pikir kamu hanya masuk di satu kelas ya, kamu akan mengisi seluruh kegiatan belajar mengajar anak-anak dari kelas 1 - 6 SD di hari itu.

Apa sih tujuan dari kegiatan ini? Ngapain? Cuman 1 hari doang juga? Emang cukup dan nyampe apa yang mau disampein? Jadi begini sobat, Kelas Inspirasi yang saya ikut waktu itu berlokasi di Bajawa. Kamu tau dimana itu Bajawa? (songong hahaha). Kalau saya, berhubung saya pernah kerja di sana 1 tahun, jadinya saya tahu dimana itu kota yang dinginnya bisa mencapai 10oC. Bajawa itu ada di kabupaten Ngada, provinsi Nusa tenggara timur. Untuk sampai di sana, dari Jakarta kita naik pesawat, bisa ke kupang transit, baru lanjut naik pesawat yang kecilan ke Bajawa.

Kita gak bisa membandingkan anak-anak desa dengan kota. Di kota mungkin anak-anak kalau ditanya cita-citanya mau jadi apa, pasti sudah ada itu yang menyebut mau jadi astronot, detektif (seperti saya dulu bahahaha), bahkan sampai ke menjadi artis atau fashion blogger. Dahsyat kan? Semuanya pasti gak lepas dari pengaruh media yang memperkenalkan informasi-informasi tersebut ke mereka. Coba bayangkan gimana kehidupan adik-adik kita yang di desa. Nonton TV saja mereka jarang, belum tentu itu siaran bagus dan belum tentu mereka punya rumah ada TV. Di tempat mereka, orang tua dan guru masih menjadi andalan untuk mendapatkan informasi-informasi baru.

Kelompok saya waktu itu terdiri dari 4 orang. Teman-teman saya yang 3 lagi punya profesi yang ajib-ajib, pokoknya saya yang paling standar (paling tidak anak-anak sudah pernah lihat). Ada Al(ista) yang kerja jadi manager sebuah hotel di Labuan Bajo, ada Annabel yang adalah seorang ahli tata kota, yang terakhir ada Dieky yang produk kerjaannya sangat dinikmati anak-anak (animator). Kami berempat bertugas mengajar di SD Tude. Masing-masing profesi punya tantangan masing-masing untuk cara menjelaskannya ke anak-anak, tapi masing-masing dari kami sudah mempersiapkannya matang-matang, supaya kedatangan kami hari itu tidak mubazir dan sia-sia tapi mampu menginspirasi adik-adik di sana untuk tau kalau profesi dan sumber pencaharian di masa depan itu bukan cuman jadi guru, PNS, pastor, suster, petani saja. Masih banyak profesi-profesi lain yang bisa dicoba dan bisa diraih walaupun pastinya jalannya tidak semudah teman-teman yang di kota. Tapi saya yakin, yang namanya manusia itu Tuhan sudah kasih akal budi dan kemampuan sedemikian rupa, sehingga yang namanya gunung saja bisa dibuat tembusannya, berarti cita-cita apapun (asalkan baik) pasti bisa digapai asal mau usaha. Yang saya ingat dari adik-adik kelas 1-6 SD Tude hari itu adalah mereka punya rasa percaya diri yang luar biasa hebat, semuanya berani tampil di depan kelas, bahasa Indonesia juga sudah lancar-lancar (jauh lebih bagus dari anak-anak di SBD), dan mau mendengar orang yang lebih tua (guru) dan siapapun yang berbicara di depan kelas. Saya rasa mereka-mereka ini sudah punya dasar yang baik, tinggal dibantu dan diarahkan saja untuk menggapai mimpi-mimpinya. Sepulang sekolah anak-anak SD di sana biasanya membantu orangtua di kebun atau di rumah, jadi jangan meremehkan kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan rumah tangga atau lainnya. Anak SD di kota kupas bawang saja belum tentu bisa. Saya rasa pemerintah dalam hal pendidikan dan pengembangan anak-anak di daerah memang harus ikut andil, karena mereka sangat membutuhkan support dalam bentuk fasilitas yang memadai, media untuk belajar, dan guru-guru yang senantiasa ditingkatkan kompetensinya. Supaya gak ketinggalan masbro. Oh ya, kalau saya pribadi juga melihat potensi adik-adik ini untuk ada yang jadi atlet di kemudian hari yah, secara masih SD tapi uda pada pinter main voli dan sepak bola. Jago deh pokoknya. Mereka juga banyak yang jago nari, tapi yah itu karena gak ada gurunya untuk tari-tari modern, mereka terbatas gerakannya hanya itu-itu saja dan tari tradisional. Banyak potensinya deh adik-adik kita di SD Tude. Pokoknya kepercayaan diri mereka yang udah ada itu gak boleh disia-siakan melainkan ditunjang dengan pelajaran dan arahan yang baik dari guru, orang tua, maupu pemerintah setempat.

Kegiatan Kelas Inspirasi waktu itu, bukannya hanya kami yang memberikan inspirasi ke adik-adik di Bajawa, tapi kami relawan sendiri yang mendapatkan inspirasi dari adik-adik dan warga daerah Jerebuu yang menyambut kami dengan sukacita dan hangat. Saya sendiri rasanya seperti pulang kembali ke "rumah", saya merasakan kembali gimana hangatnya senyum orang-orang yang menerima saya, walaupun rupa saya tidak sama seperti mereka, warna kulit saya beda, ukuran mata juga beda, tapi mama yang punya rumah terima saya seperti keluarganya. Kami diberi makan enak seperti pesta, disambut dengan tarian dan nyanyian. Walaupun tidur di atas tikar dalam rumah adat tapi rasanya senang apalagi bersebelahan dengan teman-teman baru yang juga tidak kalah menyenangkan. Pokoknya pengalaman yang sangat berharga buat saya dan pastinya wajib saya ceritakan untuk teman-teman semua.

Gimana? Sudah mulai agak penasaran kan dengan kegiatan ini? Boleh banget kok difollow akun mereka di instagram. Ada banyak kelas-kelas inspirasi per-daerah, jadi bisa disesuaikan dengan domisili kamu. Tapi gak ada salahnya untuk sekali-sekali mencoba ikut di Kelas Inspirasi yang jauh-jauh, misalnya ke daerah-daerah perifer. Menurut saya akan lebih banyak yang kamu dapat, selain bisa jalan-jalan melihat keindahan alam Indonesia, kamu bisa belajar adat istiadat dan budaya setempat, dan menikmati begitu beragamnya negara kita ini. Pokoknya dijamin puas dan kepingin lagi.

Jadi teringat moto acara kami hari itu: Mimpi, percaya, buat itu jadi nyata! Ayo ayo bangun, sudah siang.