Tuesday, January 5, 2010

Janji setia Empat Puluh Tahun-Maryamah Karpov

Teman, selama liburan ini gw mengulang kembali membaca buku Maryamah Karpov-Andrea Hirata
dan entah kenapa setelah membacanya kembali gw menemukan bab ini terasa lebih menarik dibandingkan waktu gw baca sebelumnya...
ada yang belum baca Maryamah Karpov?? Tapi tau dong sama yang namanya Ikal dan Arai yang jadi peran utama ketika di Sang Pemimpi? Ya kalau ada yang belum tau...mungkin setelah membaca kutipan ini akan tertarik untuk membeli bukunya dan juga menonton filmnya.

Begini ceritanya....

Pada Bang Zaitun kami sampaikan rencana penjemputan Zakiah dan siasat menghadapi perempuan yang tengah dilanda bimbang. Bang Zaitun tercenung. Ia sedih karena teringat akan kisah cintanya yang bangkrut dan istri-istrinya yang minggat, matanya berair, tapi tetap saja...

" Hiii...hiii...hiii."
Gigi palsu emas putih pun berkilau-kilau.

"Tak banyak yang bisa kubantu, Boi...," desahnya pasrah.

"Jadi bagaimana, Bang?"
Bang Zaitun memandang jauh. Berkali-kali ia melenguh.

"Pokoknya begini sajah..."
Ia menerawang, menyarikan hikmah dari pengalaman buruknya.

"Jika kau berjumpa dengan Zakiah, tak perlulah banyak kata, Boi, tak perlu banyak lagak, tak perlu bawa bunga segala. Cukup kautunjukkan raut muka bahwa kau bersedia menyuapinya nanti jika ia sakit, bersedia menggendongnya ke kamar mandi jika ia sudah renta tak mampu berjalan. Bahwa, kau, dengan segenap hatimu, bersedia mengatakan di depannya betapa jelitanya ia, meski wajahnya sudah keriput seperti jeruk purut, dan kau bersedia tetap berada di situ, tak kemana-mana, di sampingnya selalu, selama empat puluh tahun sekalipun..."

Kawan, di antara riuh rendah suara ayam kawin, aku (Ikal) terkesima menyimak semua itu. Ini adalah petuah asmara paling dahsyat yang pernah kudengar seumur hidupku. Arai menyalami Bang Zaitun erat-erat, air mata Bang Zaitun menggenang, getir.


(dikutip dari Bab Janji Setia Empat Puluh Tahun hal152-153 buku Maryamah Karpov karangan Andrea Hirata)

0 comments :

Post a Comment