Friday, September 5, 2014

Teman hidup

Pets may only be a part of our life, but we are their everything 
Kamu pernah punya binatang peliharaan? Apa? Anjing, kucing, hamster, ikan, burung? Saya rasa sekarang hari yang tepat untuk bercerita tentang mereka.


Dari kecil, saya sudah melihara binatang. Awalnya cuman kucing liar yang sering saya kasih makan, tapi lama kelamaan sering ngendon di rumah. Namanya Luna, kaki saya pernah dicakar sekali waktu kasih makan. Saya sampai rela beliin dia makanan kaleng yang cukup mahal bagi saya waktu itu dengan uang jajan saya sendiri. Seneng rasanya liat dia makan dengan lahap dan badannya semakin gendut.

Selain kucing, dulu saya juga pernah punya burung parkit. Warna warni ada yang hijau, kuning, biru muda, semuanya ditaro di dalem kandang biru muda. Paling suka pas bersihin kandang mencet-mencetin biji bijian makanan mereka yang sudah kosong, tersisa kulitnya saja. Mungkin mereka bukan burung yang punya kicauan terbaik. Hanya mencicit cuit kecil, tapi lucu kalau lihat mereka godak godek kepala ke kanan ke kiri dengan mata bulat kecilnya. Saya masih ingat.

Lalu dulu bokap saya suka piara ikan. Mami saya juga suka beli ikan di abang-abang. Jenis ikannya seputar mas koki, ghost fish, sama ikan yang bentuknya gepeng (lupa namanya), guppy, cupang, koi, ada juga kura-kura. Saya inget bersihin kaca akuarium pake sponge dan juga diajarin untuk bersihin aernya dengan cara pake selang kecil panjang yang dipancing dengan disedot sedikit (jangan sampai airnya ketelen, ya walaupun pernah ketelen juga sih sedikit) lalu selang itu akan berfungsi menyedot tokai-tokai ikan yang tenggelem. Seru! Terus dulu kolam ikan sering banget bocor, kerjanya nambain air mulu. Kalau akuarium, paling panik waktu mati lampu, pompanya mati, buru-buru nyalain pompa batere, yang bunyinya aduhai gredergrederrrrrrrrrrrrrr hahahahaha bergetar tiada matinya. Tapi paling seru adalah melihara ikan mas koki. Suatu kali, mereka terjangkit seperti penyakit, parasit mungkin, jadi di badan mereka muncul kayak sesuatu kayak rambut (bukan rambut sih) kayak misua gitu pendek. awalnya satu, bisa kita tarik pake pinset. Gue seneng nyabutin itunya. Biasa bekas tempat si misua itu tumbuh, akan sembuh, tapi kebanyakan sih akan muncul lagi dan lebih banyak lagi. Akhirnya tuh ikan telentang deh dan ngambang menemui ajal. Kesian, entah sakit apa mereka. Tapi saya mengisi waktu luang dengan makein pinset mami yang buat nyabut uban buat nyabutin sesuatu yang menempel di badan ikan mas koki hahaha. Semua pinset mami saya yang tahu kelebihan dan kekurangan dalam hal menjepitnya.

Setelah itu saya beli hamster. Dimasukin dalam kandang bertingkat warna biru, yang kemudian diganti jadi kandang plastik pink kuning, yang super cool. hahahahhaha. Saya punya 3. Namanya Miiko, Tapei, dan Yuuko diambil dari komik kesukaan saya Hai Miiko. Walaupun pada akhirnya saya tahu Miiko ternyata jenis kelaminnya cowo, lalu tapei ternyata cewe. Salah kasih nama. Hahahaha. Si Tapei pernah beranak sekali, walaupun pada akhirnya dimakan smua sama dia dan sisanya mati setelah dikasih susu UHT sama mami. Saya senang karena hamster saya subur. Saya pernah nangis dua kali. Waktu hamster saya kakinya kejepit di lantai kandangnya sendiri, sama sekali waktu dia kabur trus nyebur di kolam ikan. Setelah saya nangis saya merasa rugi, karena ternyata mereka pintar berenang. Rugi saya, mana sampai sekarang masih sering diungkit-ungkit sama mami. Cih. Malu-maluin.

Lama juga gak pelihara apa-apa, lalu pas SMA, hari yang besar dan bersejarah. Saya dapet anak anjing dari tante. Bobo. It was so cute. Gendut. Perutnya kalau jalan ampe kena lantai. endut banget lucu. Lidahnya di luar, udah gitu kencing mulu. Diameter kencingnya cuman 5 cm. Tapi setiap 1 meter area rumah dia kencing. Mungkin grogi karena di rumah baru. Setelah besar.....dia tumbuh menjadi kuat gagah perkasa. Dan bergairah tinggi. Mungkin karena biji duanya masih ada. Bobo itu anjing yang photogenic seingat saya. Sekarang dia dikasih ke temen bokap yang punya gudang. Sepertinya dia lebih senang di sana karena tempatnya luas, dia bebas lari-lari. Bobo pergi diganti sama mamanya, si Goldi. Anjing yang 180o berbeda sama Bobo. Bobo itu anjing yang sangat bersemangat kalau main, dia bisa nangkep segala jenis lemparan bola lu dan dia gak pernah capek walaupun makannya sulit, gak napsu. Nah kalo goldi itu anjing malash, kerjanya cuman makan tidur dan menghela napas (kayak orang punya banyak beban) hahahahhaha. Tapi mukanya lucu . Anjing itu setelah gue liat-liat yang bikin lucu alisnya ama matanya. Goldi suka pasang tatapan memelas klo orang bawa makanan. Dia bakalan maju ke depan pagar nungguin lo buka pintu (entah karena dia pengen keluar pipis, pengen minta makanan, atau dia tahu majikannya pulang), setelah dia dielus-elus palanya kemudia masuk ngikutin kita. Anjing suka dipijet, you can tell it from their face. Bener-bener deh hahahahahaha.

Hari ini, waktu pulang, ngelewatin rumah tetangga. Saya liat anak anjingnya ada di depan rumah, lagi ngaing gitu sambil garuk garuk pager. Yaudah saya lewatin aja, balik sampai rumah. Tapi kesian, kok gak biasanya itu anjing ada di luar, jangan-jangan nyeplos pikir saya. Yaudah saya ke sana jalan, eh pas mami mau kluar, yaudah saya paling juga buat ikut. Eh beneran itu anjing ada di luar gak bisa masuk. Lalu saya panggil-panggil orang rumahnya, gak ada yang keluar, gerbangnya juga digembok. Pager rumahnya pun terlalu rapet untuk nyeplosin balik anjing itu dan terlalu tinggi untuk melempar anak anjing itu ke dalam (hahahhaa). Mungkin orangnya gak sadar waktu buka gerbang anjingnya ikut keluar. Yauda akhirnya saya ambil terus kata mami taro aja dulu di rumah. Yaudah saya piara sebentar main-mainin. Pas maghrib anaknya tetangga itu dateng ke rumah manggil manggil, "Taylor! Taylor!" Yauda saya pulangin deh anjingnya. Dengan muka polosnya dia bilang "Thank you". Saya senang. Karena saya tahu anak-anak itu sayang banget sama anjingnya. Baru dibeliin, dibeliin karena sebelumnya mereka suka ke rumah saya manggil-manggil dan main sama goldi. Lalu dibeliin anak anjing deh mereka, tapi mereka masih suka ke rumah bawa anak anjingnya buat main sama goldi. Anak yang tadi jemput namanya Raphael, anaknya rada brutal kalau mainin anjing, makanya cecenya paling gak mau ngasih dia pegang Taylor. Kalau main sama goldi, goldi abis dipeluk-peluk ama dinaikin sama dia. Satu kali dia nanya, ini apa? sambil nunjuk putingnya goldi. Itu puting susu dek, trus anak anjingnya dikasihin suruh nete sama goldi hahahahahha. Abis itu dia melanjutkan dengan menghitung jumlah nenen goldi dan menyebutkan angka dengan bangganya. Hahahahaha lucu bener anak kecil kalau udah ketemu hewan.

Melihara binatang bukan main-main. Yang kita pelihara mungkin dipanggil "It" tapi mereka bernapas, butuh makan, kasih sayang dan perlindungan dari majikan mereka. Kita dilatih untuk bertanggung jawab dengan memelihara binatang. Untuk inget kasih mereka makan, memastikan air di mangkok mereka tetap terisi cukup, memastikan mereka tidak sakit, memastikan mereka masih bisa menggonggong senang dan ekornya masih bergerak-bergerak lincah yang menandakan mereka get excited of something. Mereka adalah sesuatu yang mudah disenangkan. Mungkin untuk menyenangkan orang lain terkadang sulit. Beberapa hal yang kita lakukan terkadang tidak sesuai dengan ekspektasi mereka, sehingga mereka kurang senang. Tapi binatang tidak pernah mengharapkan apa-apa. Keberadaan kita sudah membuat mereka senang, tahu ada tangan yang ngelus-ngelus pala mereka, garuk garuk dada mereka, sudah bisa membuat mereka senang bukan main.



A dog is the only thing on earth that loves you more than he loves himself

0 comments :

Post a Comment