Sunday, January 27, 2013

berawal dari kekhawatiran

sungguh mengerikan sekali rasa khawatir itu. perlahan-lahan menggerogoti pikiran, jiwa, dan raga seseorang. hari ini saya bicara dengan seseorang yang sebelumnya hanya saya tegur dan sapa secukupnya. betapa banyak rasa khawatir yang terucapkan. saya tidak tahu apa yang menyebabkannya atau mungkin karena sesuatu penyakit yang melatarbelakanginya. tetapi, sungguh rasa khawatir yang ada membuat saya sendiri takut. akankah kelak saya menjadi seperti itu?

hari ini saya bercerita sama kamu dulu ya. saya sih tidak peduli ada yang baca atau tidak. tapi ketika kemudian saya ditinggalkan sendiri, duduk di meja makan itu, ingatan saya kembali lagi ke sekitar 12 tahun yang lalu. ketika itu saya masih di sekolah dasar, mungkin kelas 3 atau 4. yah teriakan-teriakan itu masih saja ada dalam kepala saya. terekam jelas. memang betul yah, bahwa untuk memaafkan adalah perkara yang lebih mudah ketimbang melupakan. saya memaafkan setiap orang yang ada saat itu, tapi untuk lupa, otak saya seperti menolaknya. kata-kata yang terlontar saat itu, mungkin sulit sebenarnya saya mengerti maknanya (walaupun sekarang akhirnya tau juga), tapi saya dapat menangkap amarah yang ada. dan sejak saat itu, saya berhenti mengasihi, mengasihi orang-orang tersebut, orang-orang yang saat itu saya anggap menjahati orang yang saya kasihi. bagi saya, mengasihi musuh sendiri itu mudah, tapi, untuk mengasihi musuh dari orang yang kita kasihi, o o, tunggu dulu. misalnya, kamu adalah seorang ibu, lalu ada teman sekolah anakmu yang suka membully anakmu, bisakah kamu mengasihi anak tersebut. atau mungkin, kamu seorang bapak, lalu pacar anak perempuanmu gemar memukuli anakmu, bisakah kamu mengasihi laki-laki itu? yah, kalau kalian bisa, bersyukurlah sebab itu baik.

saya berhenti mengasihi, tapi bukan berarti membenci. saya bermain aman dengan berada di tengah-tengahnya. menegur untuk kesopanan, menjawab bila ditanya. itupun ala kadarnya. bagaimana ini? saya sebenarnya gak betah berlama-lama begini, saya mau belajar mengasihinya, tapi kok yah rasa itu gak tumbuh-tumbuh. mungkin karena terlalu lama berusaha untuk melupakan. sehingga saya sendiri lupa, bahwa yang terpenting adalah untuk mengasihi kembali orang-orang yang pernah berbuat jahat, baik terhadap diri kita sendiri maupun orang-orang terdekat yang kita kasihi. selamat malam :)

0 comments :

Post a Comment