Mungkin ini yang terjadi pada hampir semua koas. Apalagi kalau sedang di stase2 mayor semacam interna, bedah, anak, obgyn. Tak ada waktu. Dikit2 TTV, dikit2 pasbar, ya ngerjain case lah, siap siap jurding lah, belajar buat morning report...hem, sibuk-sibuk gitu deh. Makan malem seringkali udah dibeli tapi baru dimakan besok paginya tapi kadang bahkan nelpon mcd pun gak sempet. Apalagi mandi yah saudara, kalau pagi datang dan tiba2 ada pasbar, ganti baju berjamaah pun harus dilakukan di kamar koas. Makanya kami selalu sedia deodoran dan parfum di tas. Jadi semakin wangi seorang koas, bisa saja dia cuman modal mandi kering, alias semprot parfum doang tanpa mandi.
Buat yang belum tau apa itu koas gue critain dikit. Koas itu nama lainnya dokter muda. Koas itu mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani masa2 pendidikan profesinya untuk menjadi dokter umum. Jadi biasanya kami menempuh preklinik selama lebih kurang 3,5 tahun (kalo langsung lulus) lalu kami lulus sebagai sarjana kedokteran, tapi belum bergelar dr. di depan nama kami. Setelah itu kami berubah jabatan menjadi koas, untuk menempuh pendidikan selama lebih kurang 2 tahun (lagi2 kalo langsung lulus). Kami ini orang2 berjas putih dokter yang suka keluyuran di rumah sakit (umumnya yg nerima pasien kelas 3) suka ngekor ngekor dokter yang lebih tua, biasanya bawaannya banyak, dan suka bergerombol. Kadang biar uda pake jas dokter tetep aja banyak yang manggil "Sus", hmmph. Yaudah mau gimana lagi, tetap harus senyum bukan. Nanti kalau yang melayani jutek pasiennya komplain gimana coba. Oh ya koas itu, boleh melakukan tindakan2 hanya harus di bawah supervisi, di beberapa tempat tidak jarang kami bekerja di poli juga. Harusnya sih disupervisi, tapi kebanyakan dokternya pun sibuk, jadi yah kami mengobati yang kami tau, bukan kasih sembarang obat loh (enak ajeh), cuman yah maap2 aja kalau agak lama kami harus hitung2 dosis dan kalau udah mepet mesti buka catetan. Tidak lupa juga ditambahkan embel " Bu, kalau 3 hari gak sembuh balik lagi ya" sambil di rumah banyak2 doa cepet sembuh atau semoga pas dia balik kontrol ada dokternya hahahah.
Yah tapi itulah koas, ada yang bilang kami gak becus, kadang ada yang bilang kami malas tidur mulu, ada yang bilang kami gak mau bantu kerjain ini itu, tapi sesungguhnya kami ini sayang kok sama pasien2 kami. kadang kalo diinget inget banyak juga yang lucu2. Mulai dari yang kalau cerita soal keluarganya bisa ampe nangis2, ada juga yang ceritanya lucu2, ada juga yang slalu crita berulang ulang dan selalu nanya dokter namanya siapa yah saya lupa. Kami koas ini kadang harus tutup tekinga terhadap omongan orang2, yang kami senang adalah saat pasien pulang dengan wajah senyum menjabat tangan kami dan bilang terima kasih yah,smoga adek cepet lulus atau smoga adek ujiannya bisa. Seneeeeng banget itu rasanya. Mungkin konsulen kami gak ngeliat saat kami nutupin tirai kamar pasien kami, saat kami harus bantuin gendongin anak pasien yang lagi diperiksa, atau membujuk makan seorang anak untuk mau minum obatnya. Mungkin mereka pikir, lu gila yah kan lu belajar di sini mau jadi dokter, begituan kan tugasnya perawat atau ob. Lo mah di sini harusnya belajar. Gue rasa itu salah, dengan melakukan hal2 kayak gitu sebenernya kadang pasien jadi sering ketemu kita, kadang malah jadi lebih terbuka untuk ceritain masalah mereka. Itu yang kadang gak didapet sama dokter2 yang cuman ketemu pasiennya 5 menit lalu pindah ke lainnya. Kadang lucu juga bahkan pasien gak tau nama dokter yang merawat mereka, malah ingetnya kami, para dokter muda.
Yah sekarang gue dah lulus sukurnya. Tapi gak menjadikan gue kemudian lebih hebat dari temen2 koas lainnya. Sama2 masih terus belajar. Sama sama pernah dan mungkin nanti akan kembali ke keadaan tak ada waktu untuk diri sendiri karena sibuk memikirkan dan menjaga pasien. Hehe
0 comments :
Post a Comment